dg0kK7z4hBqCLDVmtdPEXSsEQoHeMBlGLRgNyHZQ

Faktor faktor yang mempengaruhi produktifitas kerja-tugas kuliah

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja 



 
 Konsep produktivitas tenaga kerja dapat dilihat pada dua level: level individu dan level organisasi. Dimensi personal memandang produktivitas dalam kaitannya dengan ciri-ciri kepribadian individu yang terwujud dalam bentuk sikap mental dan dalam kaitannya dengan keinginan dan upaya individu untuk secara konsisten mengupayakan kualitas hidup yang lebih baik. Pada saat yang sama, aspek organisasi mengkaji produktivitas menurut hubungan teknis antara input dan output. Oleh karena itu, dalam pengertian ini peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitatif tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitatif. 

 Kedua konsep produktivitas tersebut mengandung metode atau tindakan tertentu yang sulit diterapkan dalam praktiknya. Kesulitan-kesulitan ini di satu sisi disebabkan oleh karakteristik kepribadian individu yang sangat kompleks, sementara di sisi lain, karena kontribusi sumber daya yang berbeda dan dalam proporsi yang berbeda. Produktivitas tenaga kerja adalah orientasi manajemen saat ini, keberadaannya dipengaruhi oleh banyak faktor yang berbeda. Faktor-faktor yang mempengaruhi  produktivitas pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu faktor pertama berdampak langsung dan faktor kedua berpengaruh  tidak langsung. 

 Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu metrik yang memungkinkan perusahaan  mencapai tujuannya. Pekerjaan adalah elemen organisasi yang paling strategis, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas tenaga kerja hanya dapat dilakukan oleh manusia (Siagian, 2002, p.2). Oleh karena itu, tenaga kerja merupakan faktor penting dalam mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan oleh dua hal antara lain; pertama, karena  biaya yang signifikan dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya pembelian produk atau jasa yang lebih tinggi; kedua, karena adanya kontribusi faktor lain seperti modal (Kussriyanto, 1993, p.1).  Menurut Anoraga dan Suyati, (1995, p.119-121) produktivitas mengandung pengertian yang berkaitan dengan konsep ekonomi, filosofis dan sistem. Sebagai konsep ekonomi, produktivitas mengacu pada aktivitas komersial atau aktivitas manusia yang bertujuan menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat pada umumnya. Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung makna pandangan hidup dan sikap mental yang  berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup, dimana kondisi hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan kualitas hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal inilah yang mendorong untuk berusaha berkembang. Sedangkan konsep sistem memberikan pedoman untuk mencapai suatu tujuan harus ada kerjasama atau integrasi dari unsur-unsur yang terlibat sebagai suatu sistem. Dapat dikatakan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara hasil  kerja keras dengan pengorbanan yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sondang P. Menurut Siagian, produktivitas adalah: “Kemampuan untuk memanfaatkan secara maksimal sarana dan prasarana yang ada dengan menghasilkan keluaran yang optimal, sekalipun maksimal”. 

 Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor: pengetahuan, keterampilan, kemampuan, sikap dan perilaku tenaga kerja  dalam organisasi, sehingga banyak kegiatan peningkatan kinerja menempatkan faktor-faktor tersebut sebagai asumsi dasar (Gomes, 1995). , P.160). Menurut Manuaba (1992), peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan mengurangi segala macam biaya, termasuk penggunaan sumber daya manusia (doing the right thing) dan peningkatan output sebanyak mungkin (doing the right thing) the right thing). Dengan kata lain, produktivitas merupakan cerminan dari tingkat efisiensi dan efektivitas kerja secara umum (Tarwaka, Bakri dan Sudiajeng, 2004, p.138).  Menurut Sinungan, (2003, p.12), produktivitas secara umum didefinisikan sebagai hubungan antara output berwujud dan fisik (barang atau jasa) dan pendapatan riil. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkat efisiensi dalam produksi barang atau jasa. Produktivitas juga didefinisikan sebagai: 

 a) membandingkan harga input dan output; (b) selisih antara  jumlah keluaran total dan jumlah masukan yang dinyatakan dalam satuan umum.  Ukuran produktivitas yang paling terkenal adalah tenaga kerja, yang dapat dihitung dengan membagi biaya dengan jumlah yang digunakan atau jumlah jam kerja. Manajemen Sumber Daya Manusia. Produktivitas adalah rasio atau hubungan antara hasil kegiatan (output, output) dengan segala pengorbanan (biaya) untuk mencapai hasil tersebut (input, input) (Kussriyanto, 1984, p.1). Input dapat berupa biaya produksi (biaya produk) dan biaya peralatan (equipment cost). Sedangkan output dapat berupa pendapatan, keuntungan, pangsa pasar dan cacat (Gomes, 1995, p.157).  

 Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu metrik yang memungkinkan perusahaan  mencapai tujuannya. Sumber daya manusia adalah elemen organisasi yang paling strategis, mereka harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas tenaga kerja hanya dapat dilakukan oleh manusia (Siagian, 2002, p.2). Oleh karena itu, tenaga kerja merupakan faktor penting dalam mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan oleh dua hal antara lain; pertama, karena  biaya yang signifikan dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya pembelian produk atau jasa yang lebih tinggi; kedua, karena adanya kontribusi faktor lain seperti modal (Kussriyanto, 1993, p.1).  Menurut Anoraga dan Suyati, (1995, pp.119-121) produktivitas mengandung pengertian  konsep ekonomi, filosofi dan sistem. Sebagai konsep ekonomi, produktivitas mengacu pada aktivitas komersial atau aktivitas manusia yang bertujuan menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat pada umumnya.  Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung makna pandangan hidup dan sikap mental yang  berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup dimana kondisi hari ini  lebih baik dari hari kemarin, dan kualitas hidup lebih baik.Kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal inilah yang mendorong untuk berusaha berkembang. Sedangkan konsep sistem memberikan pedoman untuk mencapai suatu tujuan harus ada kerjasama atau integrasi dari unsur-unsur yang terlibat sebagai suatu sistem.  Dapat dikatakan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara hasil kerja karyawan dengan pengorbanan yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan pandangan Sondang P. Siagian bahwa produktivitas adalah: “Kemampuan untuk memanfaatkan secara maksimal sarana dan prasarana yang ada dengan menghasilkan output yang optimal, bahkan  mungkin optimal”. 

 Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor: pengetahuan, keterampilan, kompetensi, sikap dan perilaku karyawan dalam organisasi, sehingga banyak program peningkatan produktivitas menganggap faktor-faktor tersebut sebagai asumsi dasarnya (Gomes, 1995, p. 160). 

Definisi produktivitas lainnya adalah  konsep universal yang menghasilkan lebih banyak barang dan jasa untuk kehidupan manusia, dengan menggunakan sumber daya yang  terbatas (Tarwaka, Bakri dan Sudiajeng, 2004, p.137).  Menurut Manuaba (1992), peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan mengurangi segala macam biaya, termasuk penggunaan sumber daya manusia (doing the right thing) dan peningkatan output sebanyak mungkin (doing the right thing) the right thing). Dengan kata lain, produktivitas merupakan cerminan dari tingkat efisiensi dan efektivitas kerja secara umum (Tarwaka, Bakri dan Sudiajeng, 2004, p.138).  Menurut Sinungan, (2003, p.12), produktivitas secara umum didefinisikan sebagai hubungan antara output berwujud dan fisik (barang atau jasa) dan pendapatan riil. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkat efisiensi dalam produksi barang atau jasa.
 Produktivitas juga didefinisikan sebagai: 
 satu. Skala perbandingan harga input dan output 
 b. Selisih antara pemulihan dan pengeluaran dan pendapatan dinyatakan dalam satuan umum (satuan ukuran). Ukuran produktivitas yang paling terkenal adalah tenaga kerja, yang dapat dihitung dengan membagi biaya dengan jumlah yang digunakan atau jumlah jam kerja.
 
 Mengukur produktivitas tenaga kerja 
 Sudah diterima secara luas untuk mengukur produktivitas tenaga kerja dalam hal pendapatan fisik individu/orang atau berdasarkan jam kerja, tetapi dari sudut pandang/pemantauan sehari-hari, ukuran ini umumnya tidak memuaskan permintaan, karena perubahan kuantitas diperlukan untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Oleh karena itu,  metode pengukuran waktu  kerja (jam, hari atau tahun) digunakan. Biaya yang dikonversi ke satuan kerja umumnya didefinisikan sebagai jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam satu jam oleh pekerja handal yang bekerja dengan tarif standar.  Karena output dan input dapat dinyatakan dari waktu ke waktu, produktivitas tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai metrik yang sangat sederhana = Output Per Jam Standar: Input Per Jam. Untuk mengukur produktivitas suatu usaha, dapat digunakan dua jenis  jam kerja manusia, yaitu jam kerja yang harus dibayar dan jam kerja yang digunakan dalam pekerjaan. Jam kerja berbayar mencakup semua jam kerja yang harus dibayar, ditambah jam yang tidak digunakan untuk bekerja tetapi harus dibayar, liburan, liburan, cuti sakit, penugasan ke luar negeri, dan gaji lainnya. Dengan demikian, untuk mengukur produktivitas tenaga kerja secara umum diperlukan satuan-satuan, yaitu: jumlah produksi dan jumlah faktor tenaga kerja yang digunakan (Sinungan, 2003, hlm.24-25).
 
 Menurut Wignjosoebroto, (2000, p.25), produktivitas secara umum  dapat didefinisikan sebagai berikut: 
 Produktivitas = Output/input (terukur) + input (tidak terlihat). Masukan tidak berwujud meliputi tingkat pengetahuan, kemampuan teknis, metode kerja dan kerangka kerja organisasi, dan motivasi kerja. 
  Untuk mengukur produktivitas  tenaga kerja manusia, seperti pekerja yang mengoperasikan mesin, dapat digunakan rumus berikut  ini, yaitu: 
 Produktivitas = total keluaran produksi 
 Tenaga kerja jumlah pekerja yang dipekerjakan Di sini, produktivitas  tenaga kerja dinyatakan sebagai rasio output yang diproduksi dengan total tenaga kerja dalam jam kerja, yaitu jumlah jam kerja  untuk melakukan pekerjaan. Tenaga kerja yang dipekerjakan dapat mencakup tenaga kerja langsung atau tidak langsung,  tetapi seringkali mencakup keduanya.
Related Posts
Newest Older

Related Posts